Alat kontrasepsi sebaiknya digunakan oleh orang yang sudah menikah. Tapi sekolah di Southampton memberikan kontrasepsi implan untuk remaja putrinya tanpa sepengetahuan para orangtua. Pelajar putri dipasangi kontrasepsi implan untuk menurunkan angka kehamilan remaja.
Prosedur ini dilakukan di Southampton, Inggris, sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk menurunkan angka kehamilan remaja. Diduga sebanyak 9 sekolah menengah di kota tersebut terlibat.
Kondisi ini tentu saja menimbulkan reaksi keras dari para orangtua yang tidak mengetahui atau menyadari bahwa anak perempuannya telah dipasangkan dengan alat implan berukuran 4 cm yang dimasukkan di bawah kulit.
Sampai saat ini belum diketahui persis berapa banyak gadis muda yang dipasangi kontrasepsi implan ini. Juru kampanye dari Family Education Trust mengatakan kondisi ini bisa memicu banyaknya hubungan seks di bawah umur.
"Hal ini bisa membuat anak laki-laki memberikan tekanan pada perempuan untuk mau berhubungan seks. Mereka bisa mengatakan ke pacarnya, 'Kamu bisa datang ke klinik sekolah untuk mendapatkan implan, dan tidak perlu khawatir tentang kehamilan'," ujar Normal Wells, direktur Trust, seperti dikutip dari Telegraph,Rabu (8/2/2012).
Wells menuturkan orangtua menyekolahkan anaknya agar bisa mendapatkan pendidikan yang baik, tapi kepercayaan ini sebaiknya tidak dirusak oleh petugas kesehatan yang memberikan implan tanpa sepengetahuan orangtua.
Seorang ibu yang anak gadisnya (13 tahun) menerima implan ini menuturkan aturan tersebut secara moral salah. Ibu yang tidak mau disebutkan namanya ini menuturkan anaknya harus menjalani konsultasi dengan ahli kesehatan sebelum menerima kontrasepsi, tapi tidak ada tindak lanjutnya lagi.
"Saya merasa sangat marah tentang hal ini, saya setuju mengajarkan remaja tentang kesehatan seksual adalah hal yang sangat penting. Tapi langkah yang dilakukan ini sudah terlalu jauh," ungkap si ibu.
Setiap orangtua pasti ingin melindungi anak-anaknya, tapi langkah yang diambil oleh sekolah sudah melewati batas. Hal ini karena banyak orangtua yang tidak menyadari putrinya sudah mendapatkan kontrasepsi implan.
Data menunjukkan di Southampton ada sebanyak 136 kehamilan pada usia 13-15 tahun pada tahun 2001-2003, namun data ini sempat menurun jadi 106 kehamilan pada tahun 2007-2009.
Kontrasepsi implan adalah menyisipkan implan yang berbentuk seperti kapsul tipis di bawah kulit lengan atas, kontrasepsi ini bisa bertahan selama 3-5 tahun dan pemasangan serta pencabutannya harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Jenis kontrasepsi ini bisa menimbulkan efek samping gangguan pola menstruasi seperti terjadi spotting (bercak darah). Selain itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Sumber : http://www.infokonyol.com/2012/07/agar-tidak-hamil-sekolah-diam-diam.html#ixzz25aNEN8aA
Prosedur ini dilakukan di Southampton, Inggris, sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk menurunkan angka kehamilan remaja. Diduga sebanyak 9 sekolah menengah di kota tersebut terlibat.
Kondisi ini tentu saja menimbulkan reaksi keras dari para orangtua yang tidak mengetahui atau menyadari bahwa anak perempuannya telah dipasangkan dengan alat implan berukuran 4 cm yang dimasukkan di bawah kulit.
Sampai saat ini belum diketahui persis berapa banyak gadis muda yang dipasangi kontrasepsi implan ini. Juru kampanye dari Family Education Trust mengatakan kondisi ini bisa memicu banyaknya hubungan seks di bawah umur.
"Hal ini bisa membuat anak laki-laki memberikan tekanan pada perempuan untuk mau berhubungan seks. Mereka bisa mengatakan ke pacarnya, 'Kamu bisa datang ke klinik sekolah untuk mendapatkan implan, dan tidak perlu khawatir tentang kehamilan'," ujar Normal Wells, direktur Trust, seperti dikutip dari Telegraph,Rabu (8/2/2012).
Wells menuturkan orangtua menyekolahkan anaknya agar bisa mendapatkan pendidikan yang baik, tapi kepercayaan ini sebaiknya tidak dirusak oleh petugas kesehatan yang memberikan implan tanpa sepengetahuan orangtua.
Seorang ibu yang anak gadisnya (13 tahun) menerima implan ini menuturkan aturan tersebut secara moral salah. Ibu yang tidak mau disebutkan namanya ini menuturkan anaknya harus menjalani konsultasi dengan ahli kesehatan sebelum menerima kontrasepsi, tapi tidak ada tindak lanjutnya lagi.
"Saya merasa sangat marah tentang hal ini, saya setuju mengajarkan remaja tentang kesehatan seksual adalah hal yang sangat penting. Tapi langkah yang dilakukan ini sudah terlalu jauh," ungkap si ibu.
Setiap orangtua pasti ingin melindungi anak-anaknya, tapi langkah yang diambil oleh sekolah sudah melewati batas. Hal ini karena banyak orangtua yang tidak menyadari putrinya sudah mendapatkan kontrasepsi implan.
Data menunjukkan di Southampton ada sebanyak 136 kehamilan pada usia 13-15 tahun pada tahun 2001-2003, namun data ini sempat menurun jadi 106 kehamilan pada tahun 2007-2009.
Kontrasepsi implan adalah menyisipkan implan yang berbentuk seperti kapsul tipis di bawah kulit lengan atas, kontrasepsi ini bisa bertahan selama 3-5 tahun dan pemasangan serta pencabutannya harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Jenis kontrasepsi ini bisa menimbulkan efek samping gangguan pola menstruasi seperti terjadi spotting (bercak darah). Selain itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Sumber : http://www.infokonyol.com/2012/07/agar-tidak-hamil-sekolah-diam-diam.html#ixzz25aNEN8aA