Selasa, 24 Juli 2012

Berbuka dengan yang Manis Itu Merusak Kesehatan

http://sari-kurma.com/wp-content/uploads/2010/12/kurma.jpg
Berbukalah dengan yang manis, sering disampaikan, bahkan ada yang memandangnya ini sunah Nabi. Namun banyak yang salah mengartikan. Akibatnya bukan sehat yang didapat. Riwayat menyebutkan Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat. Jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.
Pertanyaannya samakah kurma dengan `makanan yang manis-manis yang biasa disantap saat puasa? Pramono, ahli gizi dari Banjarmasin menegaskan ini tidak sama.

Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate). Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate).

"Pendapat umum buka harus makan dan minum yang manis seakan-akan adalah 'sunnah Nabi'. Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka puasa dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan," jelas Pramono.

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Nah, jika kita makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Sangat tidak sehat.

Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

(Jurnaldunia.com -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...