Saat
gunung meletus dan memuntahkan material, dipastikan kondisi gunung
tersebut dalam kondisi siaga 1, dan jauh hari sebelumnya penduduk yang
bermukim dalam radius 1 kilometer dari pusat letusan telah diungsikan
ke tempat yang lebih aman.
Lahar, awan panas, material batu yang
mempunyai suhu panas antara 700 – 1.200 derajat celcius, sangat
berbahaya bagi semua makhluk hidup. Maka demikian, tindakan menjauhkan
penduduk adalah cara menghindari jatuhnya korban jiwa.
Tidak
demikian dengan pria ini, saat orang berbondong – bondong menjauhi
letusan gunung, ia malah asyik mengatur diafragma, mencari angle yang
tepat untuk mengambil muntahan lava serta bumbungan awan panas, semua
dilakukan tepat disekitar kawah.
Carsten Peter,
fotografer berusia 53 tahun ini telah melanglang buana khusus memotret
tempat-tempat ekstrim, salah satunya gunung berapi. Tak jarang ia
menghabiskan waktu beberapa bulan di satu tempat demi menghasilkan
kesempurnaan gambar.
Dikutip dari mirror.co.uk , ia menjelaskan sebabnya ia tertarik pada aksi ekstrim ini,
Saya mulai memotret gunung berapi, karena rasa penasaran pada kekuatan alam yang luar biasa, menyadari diri saya begitu kecil dibandingkan kebesaran alam. Saat memotret lava, hawa panas sangat terasa seperti saya sedang berada di atas tungku. Meskipun telah mengenakan baju pelindung, saya hanya mempunyai waktu beberapa detik untuk mengambil gambar diatas kawah sebelum kembali menjauh.
Resiko selalu ada dan tak terduga, dimana tiba-tiba anda tertimpa kerikil atau hampir tertimpa batu berukuran raksasa. Permukaan disekitar kawah pun tidak stabil dan rawan longsor, belum lagi gas beracun. Agar tidak menghirup gas beracun, saya harus akurat memperhatikan arah angin.
Carsten
kini juga berprofesi sebagai kontributor tetap majalah National
Geographic dan telah mendapatkan berbagai penghargaan karena hasil
fotonya yang fenomenal.
Berikut adalah beberapa hasil karyanya :
sumber-http://www.edan77.com/2012/07/fotografer-penantang-maut-mengambil.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar